Curahtakir Jadi Jujugan Peserta KKN Bersama Warga Siap Antisipasi Banjir

Mahasiswa dan dosen pembimbing KKN UIN KHAS Jember, sedang foto bersama di Posko KKN di Desa Curahtakir, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember
MEMOPOS.co.id,Jember - Di akhir Desember 2024 lalu, Desa Curahtakir, Kecamatan Tempurejo terdampak banjir, hal itu kemudian menginspirasi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember sebagai lokasi KKN.
Tercatat ada 15 Mahasiswa dari berbagai program studi di UIN KHAS Jember itu dikirim ke desa tersebut dari tanggal 10 Januari hingga 17 Februari 2025 dan berperan aktif dalam mengantisipasi dampak banjir.
Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat 1.573 keluarga (5,230 jiwa) di Tempurejo dan 67 keluarga (268 jiwa ) di Wuluhan terdampak banjir terjadi pada Minggu (22/12/2024).
Banjir disertai angin kencang itu melanda enam desa di Tempurejo, seperti di Sanenrejo, Wonoasri, Curahnongko, Curahtakir, Andongrejo, dan Sidodadi.Sebuah rumah milik Subai di Curahtakir roboh.
Total ada 26 bayi, 124 balita, 321 orang lanjut usia, 39 orang ibu hamil, dan dua orang difabel terdampak banjir.Sementara itu Kun Wazis, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UIN KHAS Jember menjelaskan alasan KKN di situ.
"Setelah melakukan survei lokasi di lapangan secara langsung, maka 15 mahasiswa tetap diterjunkan di Desa Curahtakir.Memang dampak banjir sempat menjadi kekhawatiran kami, namun hal tersebut sirna."ucap Kun
Pria gemar menulis buku dan bahkan pernah menjadi wartawan Jawa Pos Radar Jember itu kembali menegaskan, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, maka ditetapkan KKN dilaksanakan di Desa Curahtakir sesuai rencana awal.
Untuk itu, salah satu kegiatan prioritas dilakukan tim KKN di Curahtakir melakukan aksi bersama warga dalam mengantisipasi dampak banjir tersebut. Lebih lanjut Kun Wazis menegaskan, KKN diterapkan adalah model PAR.
" PAR atau Partisipatory Action Research merupakan kolaborasi mahasiswa dan warga dalam mengatasi dampak banjir.15 mahasiswa KKN memiliki satu prioritas utama adalah aksi bersama warga mengantisipasi banjir dan dampak ditimbulkan.”imbuh Kun.
Akademisi komunikasi di UIN KHAS Jember ini memaparkan, bahwa pihak desa melalui Kepala Desa Curahtakir Bonari Untung sudah menerima dengan baik KKN PAR UIN KHAS Jember ini.
Lantas mahasiswa dipersilahkan untuk mengerahkan kemampuan akademik dan keahlian lain melalui aksi bersama warga.Diharapkan KKN PAR ini memberikan kesadaran bersama antara warga desa dan akademisi dalam mengantisipasi problematika di desa.
"Tentu saja, tidak hanya banjir, tetapi memetakan problem bersama warga dan mahasiswa dapat belajar banyak dari kearifan lokal masyarakat dalam mengantisipasi masalah warga." pungkas Kun, kepada Memo Pos.(*).
Reporter: Winardyasto HariKirono