Mengandalkan Limbah Gergaji Kayu, Mampu Optimalkan Produksi Jamur Tiram

MEMOPOS.com,Bondowoso - Budidaya jamur tiram, belum banyak dikembangkan di Indonesia. Baik sebagai pemenuhan kebutuhan konsumsi, maupun pengembangan usaha. Padahal, jika diseriusi aktivitas produksi jamur tilersebut, memiliki potensi bisnis yang cukup baik.

Penyampaian logis itu buah kajian akademis, yang dilakukan tim pengabdian masyarakat Politiknik Negeri Jember, yang diketuai Taufik Hidayat, SE, M.Si dengan dua dosen lainnya yaitu Dr. Ir. Sri Sundari, M.Si dan Wenny Dhamayanthi, SE, M.Si. Mereka, mengambil studi kasus di Desa Sumber Anyar, Kecamatan Tamanan, Bondowoso.

Seperti rilis tertulis yang diterima Memo Pos, bahwa jamur tiram memiliki nilai gizi yang tinggi dan baik untuk kesehatan. Selain karena kebutuhan pasar, ternyata budidaya jamur tiram nilai aman, karena tanaman ini tidak tergantung pada musim. "Selain itu juga tidak membutuhkan lahan yang luas," tulisnya.

Teknik efisiensi area, diseting bahwa media jamurnya bisa disusun di rak yang bertingkat. "Tinggal mengatur temperatur udaranya. Karena jamur butuh kelembaban. Mengaturnya bisa dengan rajin menyemprot media tanamnya," imbuhnya.

Membuat media tanamnya pun, dinilai gampang dan mudah tersedia di sekitar masyarakat. Seperti bahan baglog, sekedar membutuhkan serbuk limbah gergaji kayu.

Berangkat dari kondisi yang demikian, Desa Sumber Anyar, Kecamatan Tamanan, Bondowoso, dinilai sangat tepat untuk jadi tempat pengembangan usaha budidaya jamur tiram. Terlebih ada data pendukung yang menyebut, bahwa di wilayah tersebut secara geografis ada pada posisi 8.0150 lintang selatan dan 113.820 bujur timur dengan luas wilayah mencapai 2018 kilo meter persegi.

Secara spesifik, Bondowoso memiliki keunggulan dibandingkan daerah lainnya, karena diapit dua gunung berapi : Gunung Ijen (2.769 m) dan Gunung Raung (3.332 m). Sehingga lahannya relatif subur, karena ada endapan sendimen dari sungai mengalir. Belum lagi hawanya yang sejuk.

Belum lagi, di wilayah tersebut diukur memiliki suhu dengan rata-rata 24-30 derajat celcius, dengan kelembapan antara 55-80 persen.

Kondisi demikian sesuai dengan kebutuhan suhu tumbuh jamur. "Temperatur normal yang diperlukan jamur tiram putih untuk tumbuh sempurna ada di kisaran 23-28 derajat celsius," ungkapnya.

Sedangkan untuk miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract, yang memiliki kandungan air sekitar 60 persen. Sedangkan jamur tiram yang pertumbuhannya tunas dan tumbuh buah, memerlukan kelembapan udara sekitar 70-85 persen.

Masih kata mereka, fokus penyelesaian masalah pada pengabdian masyarakat tersebut, termotivasinya mitra dalam memanfaatkan limbah gergaji kayu sebagai bahan baku utama baglog jamur tiram. "Dalam upaya peningkatan kapasitas produksi dengan bantuan alat pres baglog, kami juga menggelar pelatihan penggunaan alat yang tepat, aman dan benar," pungkasnya. (Redaksi) 




WhatsApp Bagikan ke WhatsApp Facebook Twitter Instagram

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Kang Mas Hariyanto Tingkat 2 Pembina Wilayah Patrang

Kasat Lantas Serta Jajarannya Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1446 H

Selamat dan Sukses Kepada Bupati dan Wakil Bupati Jember Periode 2025 - 2030

Hot in week

Recent

Comments

Ketua Cabang PSHT Jember Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1446 H -2025

SELAMAT DAN SUKSES ATAS DILANTIKNYA BUPATI DAN WAKIL BUPATI BLORA PERIODE 2025 - 2030

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item