Para Nelayan Merasa Terganggu Dan Keluhkan Laut Selat Bali Dijadikan Pembuangan Limbah Rapid Test Antigen Kits Viral

MEMOPOS.com,Banyuwangi - Sebuah video yang memperlihatkan ribuan sampah Rapid Test Antigen Kits berserakan di sepanjang pantai di Selat Bali viral di media sosial.
Diduga kuat, ribuan limbah bekas alat swab antigen itu sengaja dibuang oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Limbah medis yang tergolong berbahaya ini lantas diabadikan oleh warga hingga akhirnya viral di dunia maya.
Terdapat dua video yang menyesalkan banyaknya sampah medis yang berserakan di sepanjang pantai Selat Bali.
Diduga kuat, limbah medis tersebut merupakan bekas rapid test antigen penumpang yang hendak menyebrang ke Pulau Bali.
Video pertama berdurasi 30 detik menunjukkan adanya rapid test kits yang terdiri dari ribuan cutton buds rapid test antigen mengambang.
Sementara video kedua, terdapat beberapa rapid test antigen kits yang dibuang dan dibakar di pinggir pantai.
Perekam video, Danil mengaku mengabadikan banyaknya sampah medis bekas rapid test antigen mengambang di sepanjang pantai pada hari Minggu,(30/1/2022)kemarin.
Sampah medis itu ditemukan di sepanjang pantai di depan Terminal Sritanjung, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
"Jumlahnya lumayan banyak, mungkin ada ribuan. Sangat memprihatinkan,” kata Danil saat dikonfirmasi wartawan, Senin (31/1/2022).
Diakui Danil, sekitar lokasi pembuangan sampah medis itu, banyak berdiri kios-kios klinik yang menyediakan rapid test antigen.
Kemungkinan besar alat-alat bekas pendeteksi Covid-19 itu sengaja dibuang ke laut. Ia pun menyesalkan perilaku oknum tak bertanggung jawab tersebut.
"Saya sempat videokan itu. Karena sangat mengganggu aktivitas kami sebagai nelayan. Akhirnya terlihat jorok dan berbahaya. Limbah medis kok dibuang ke laut,” keluhnya.
Dia berharap, tidak ada lagi aksi buang limbah medis ke laut. Sebab, berbahaya bagi lingkungan, termasuk warga di sekitar pesisir. Kebetulan, di sekitar lokasi sedang menjamur jasa rapid test.
“Jangan ambil untungnya saja, tapi limbahnya dibuang ke laut,” keluhnya lagi.(Im)