Mengaku Terancam Mau Dimasukan Penjara Ki Dalang Yuwono Urungkan Demo PPKM Level 4

MEMOPOS.com,Banyuwangi - Merasa dirinnya terancam dan terimidasi bahkan akan dimasukan penjara bila tetap nekat Demo tolak PPKM level 4 di depan kantor bupati Ki Dalang kondang Yuwono terpaksa mengurungkan diri.
Ungkapan dan jeritan Ki Dalang tersebut disampaikan lewat via telepon cat WA yang sempat beredar luas di medsos grup pelaku seni lengkap dengan suara khasnya. Hal ini juga diakui oleh teman seprofesinya itu memang suaranya Yuwono.Padahal dengan lantang dia mengajak aksi demo di depan Pemkab Banyuwangi terhadap : sejumlah pelaku seni Seniman modern maupun tradisional seperti MC, penyanyi, musisi, tukang sound, terob, perias, dekor, tukang foto, shooting, pelaku usaha pariwisata, tour dan travel hari ini melakukan aksi mendatangi Kantor Bupati Banyuwangi, pada Kamis, (5/8/21).
Dampak terancamnya Ki Dalang berambut pirang tersebut membingungkan pekerja Seni MC, penyanyi, musisi, tukang sound, terob, perias, dekor, tukang foto, shooting, pelaku usaha pariwisata, tour dan travel yang mengeluh dan menuntut pemenuhan hak berusaha dan bekerja.
Diketahui, hampir 2 tahun mereka dilarang bekerja dan berusaha selama pandemi Covid-19. sementara mereka punya kewajiban memenuhi kebutuhan anak dan istri serta keluarga.
Karena larangan seni dimasa Covid-19 mereka memenuhi kebutuhan pokok makan dengan cara hutang yang sulit dibayar dan terus menumpuk.
Kewajiban mereka juga terus mengalir karena anak-anak mereka butuh biaya sekolah.
Mereka sepakat menolak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperpanjang sampai tanggal 9 Agustus 2021.
Dengan demikian, pelaku seni yang juga teman seprofesi dengan Yuwono pastinya sangat - sangat berdampak banget, karena yang semula berapi - api membakar semangat kita semua lha kok tiba - tiba mendadak urung. Ada apa dengan ini semua padahal yang bersangkutan kita tunjuk sebagai koordinator aksi kok mentalnya ternyata tempe dan ucapannya tidak bisa dipercaya.
Apalagi ditambah lagi ada isu bahwa, ketidak hadirannya Yuwono sekaligus menggagalkan aksi Demo dikarenakan mendapat bansos. Bila demikian adannya berarti selama ini peguyuban atau asosiasi seni dipakai alat untuk meraih tangga sendiri, dan temanya dibiarkan kelaparan sendiri.
Dan kalau memang benar Yuwono Dan Gito Sba mendapat bansos Pemkab harus adil dong jangan pilih kasih, jujur saja saya bersama kawan - kawan yang hadir disini kecewa sekali terhadap kedua orang tersebut, "Paparnya.
Nasip kami sekarang stres mikir masalah Kredit rumah (KPR) dan kendaraan juga harus dibayar, bantuan sosial (bansos) tidak pernah menerimanya anehnya di pemberitaan yang disampaikan Pemkab katanya sudah digelontorkan,”kata Mamat suling.
Mamat suling biasa dipanggil maling juga mengungkapkan, larangan aktivitas kepada pelaku seni selama ini beban berat untuk kami.
“Kami datang ke Kantor bupati tidak bermaksut bikin huru hara, tapi ingin diperhatikan dan menanyakan terkait Bansos yang ramai diperbincangkan yang katanya dicairkan untuk kami, faktanya sampai sekarang belum menerimanya. Sedangkan setiap hari kami semua butuh makan, biaya anak sekolah, belum lagi mereka harus membiayai alat mereka yang rusak karena tidak dipakai,” Jlentreh Maling.
Seperti yang dikeluhkan para pelaku seni, Maling menilai dan merasakan aturan PPKM dari pemerintah yang juga melarang aktivitas seni, telah menyudutkan dan merampas hak kemerdekaan pelaku seni sementara mereka harus hidup dari aktivitas sebagai seniman.Pelaku seni datang berorasi meminta hak-haknya untuk diberlakukan seperti biasa.
Hingga berita ini ditayangkan kedua orator tersebut dihubungi telepon selulernya masih belum ada bisa menjawab.
(Im)



