Anggur Jadi Potensi Baru Kecamatan Sukorambi Siap Jadi Ikon

Asrah Joyowidono,S.Kep,SH,MSI, Camat Sukorambi, ketika melihat dari dekat tanaman anggur milik warga, di Dusun Mojan, Desa Klungkung
MEMOPOS.co.id,Jember - Selama ini hampir tidak pernah terdengar bila Kecamatan Sukorambi memiliki tanaman anggur, karena kecamatan berhawa dingin itu bertahun-tahun lebih dikenal sebagai penghasil sayuran.
Kini di Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember, warga setempat menanam anggur.Tanaman anggur itu tidak di tanam di lahan khusus, tapi di tanam di pekarangan.
Ketika diwawancara Memo Pos, Asrah Joyowidono,S.Kep.SH, MSI, Camat Sukorambi mengatakan, anggur itu berada di rumah Bu Feni.Walau menempati lahan sempit, tanaman anggur itu bisa tumbuh dan berbuah.
"Anggur di Kecamatan Sukorambi terbilang baru dan jadi potensi Desa Klungkung.Keberadaan tanaman anggur ada di RT.01/RW.14, Dusun Mojan dan rasa anggur ini manis."kata Asrah.
Selain itu, mantan Camat Kaliwates tersebut memaparkan, di hari-hari tertentu tidak sedikit orang dari luar Kecamatan Sukorambi dan kabupaten lain datang ke Dusun Mojan untuk mencicipi buah itu.
Asrah berharap, tanaman anggur tersebut tidak saja berada di Desa Klungkung, namun ada di desa lain.Apalagi letak geografis kecamatan itu sangat cocok untuk ditanami anggur sehingga anggur bisa jadi ikon Sukorambi.
Sementara itu, Feni pemilik Basmallah anggur mengungkapkan, di lahan anggur tersebut terdapat 20 jenis dan paling menonjol adalah anggur jupiter karena memiliki tiga rasa.
"Harga per Kg anggur jupiter Rp.50.000, bentuk buah kecil-kecil.Anggur ini sengaja tidak dijual di toko atau pasar, karena itu jika ingin anggur asal Mojan silahkan datang kemari."jelas Feni.
Menurut perempuan tersebut, ketika orang bertandang ke tempat itu tidak sekedar merasakan kesegaran buah Anggur namun juga menikmati keindahan alam lereng Gunung Argopuro.
Ditempat wisata petik anggur itu, tamu pun bisa membeli bibit anggur berkualitas.Bahkan mampu menarik perhatian pengunjung, terbukti dalam waktu singkat bibit itu habis terjual.(*)
Reporter:Winardyasto HatiKirono



