Petani Karangharjo Ubah Limbah Kambing Jadi Pupuk Bernilai Ekonomi Tinggi

MEMOPOS.co.id,Jember - Hari ini 21 Juli 2025 – Kelangkaan pupuk kimia yang selama ini menjadi persoalan utama petani di Desa Karangharjo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, kini mulai teratasi lewat inovasi pengolahan limbah peternakan. Melalui program Dosen Mengabdi di Desa Asal, tim pengabdian dari Fakultas Pertanian Universitas Jember memperkenalkan teknologi pupuk organik terfortifikasi berbasis kotoran kambing yang berhasil diolah menjadi pupuk granular berkualitas tinggi.
Program yang dipimpin oleh Mohammad Nur Khozin, S.P., M.P., bersama tim dari Kelompok Riset Integrated Crops Management (ICM) ini melibatkan petani, peternak, hingga pemuda desa dalam pelatihan intensif pembuatan pupuk. Kegiatan dilakukan sejak Maret 2025 dan akan berlangsung hingga akhir tahun."Kami melihat potensi besar dari limbah organik, khususnya kotoran kambing, yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, ini bisa menjadi solusi berkelanjutan terhadap krisis pupuk yang dialami petani," ujar Nur Khozin.
Pembuatan pupuk ini memanfaatkan EM4 dan molase untuk fermentasi, serta agen hayati Trichoderma sp. guna meningkatkan kandungan nutrisi pupuk dan menekan pertumbuhan patogen tanaman. Produk akhir berupa pupuk granul dikemas ramah lingkungan dan telah mulai diterapkan di lahan pertanian milik warga.
Hasil awal menunjukkan bahwa 80% petani memahami teknik fermentasi dan granulasi pupuk, dan 40% di antaranya telah mengaplikasikan pupuk organik ini ke tanaman cabai. Selain meningkatkan kualitas tanah, inovasi ini juga memperbaiki sanitasi lingkungan dan membuka peluang ekonomi baru.
Kepala Desa Karangharjo menyampaikan apresiasinya atas program ini. "Dengan adanya pendampingan dari universitas, warga kami jadi lebih semangat mengelola potensi desa. Pupuk ini bahkan mulai kami persiapkan untuk dijual lewat koperasi dan e-commerce," ungkapnya.
Tim pengabdian juga tengah mempersiapkan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) serta penerbitan buku saku dan jurnal ilmiah. Video pelatihan yang sedang dalam proses editing rencananya akan disebarluaskan melalui kanal YouTube resmi sebagai bahan edukasi berkelanjutan.
Program ini tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga mengarah pada perubahan paradigma masyarakat tentang pertanian ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal. Harapannya, model ini dapat direplikasi di desa-desa lain di Jember maupun daerah lain di Indonesia yang menghadapi tantangan serupa.



