Satu Tahun Usia Matra Jember Berlangsung Sederhana Gelar Diskusi Dilanjutkan Makan Nasi Kebuli


MEMOPOS.co.id,Jember - Di tahun 2025 ini tak terasa usia Masyarakat Adat Nusantara (MATRA) Jember genap satu tahun, dalam kurun waktu tersebut anggota MATRA berjumlah lebih 100 orang.
Keanggotaan organisasi tersebut beragam usia, mulai anak muda seperti mahasiswa hingga orang dewasa sekalipun.Mereka adalah pegiat seni dan kesetiaan kepada seni tidak perlu diragukan lagi.
Seperti malam itu Sabtu (21/6-2025), mulai dari pelaku seni tradisional, seni rupa dan seni musik ikut menghadiri peringatan satu tahun usia MATRA Jember.
Acara tersebut dilaksanakan di lantai atas Gedung KPRI Universitas Jember, Jalan Kalimatan Jember.Kesan sederhana terlihat begitu jelas, namun berlangsung guyub.
Anggota MATRA Jember itu duduk beralaskan karpet, sembari menikmati suguhan kopi panas, mereka melakukan diskusi kecil dan diakhiri makan nasi kebuli.
Siti Kholifah Putri Mayangsari, Ketua DPD Matra Jember kepada Memo Post mengatakan, pengurus dan anggota MATRA berasal dari komunitas seni di Jember.
"Para komunitas seni di Jember masuk bergabung di MATRA, Mereka sepakat untuk mempertahankan seni di Indonesia agar tidak terpinggirkan oleh seni modern."ucap Siti.
Wanita asli Jember dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu merasa miris melihat kemunculan seni modern, bahkan seni tersebut dinilai tidak sesuai kepribadian.
"MATRA dibentuk untuk melindungi budaya nusantara, jangan sampai hilang karena tergerus budaya modern dan belum tentu cocok untuk kita."imbuh dia.
Bahkan publik Jember kemungkinan besar sama sekali tidak mengetahui, bila di tubuh Matra sendiri sekarang ini juga memiliki program lain di luar seni budaya.
"Kita di MATRA memiliki program di bidang pertanian, serta program peduli lingkungan dan kita merangkul bank sampah. Warga pun sangat diuntungkan bank sampah."tutur Siti.
Sementara itu, Wibisono, Ketua Informasi dan Teknologi DPD MATRA Jember menegaskan, di Indonesia banyak sekali adat istiadat dan budaya karena itu harus dilestarikan.
"Kekuatan negara ada di adat istiadat, sehingga menjadi bangsa besar dan kokoh, kalau sudah demikian kita tidak mudah dihasut."jelas Wibi, panggilan akrab pria itu.(*)
Reporter:Winardyasto HariKirono