Athaillah Penjual Jamu Pinggir Jalan Ingin Lanjutkan Kuliah Fakultas Ilmu Komputer Setelah Tamat Sekolah


MEMOPOS.co.id,Jember - Di perempatan Jalan Jawa, tepat di depan Kantor DP3AKB, Jember, seorang lelaki muda, setiap pagi hingga siang hari terlihat memarkir kendaraan roda dua bermuatan jamu tradisional untuk ditawarkan kepada para pengguna jalan.
Lelaki itu tidak lain adalah Athaillah Nawar Asmi, warga Jalan Sumatra, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Jember.Alumni SMA Negeri 1 Jember jurusan IPS tahun 2025 itu ingin melanjutkan ke perguruan tinggi sambil jualan jamu.
"Jualan jamu semenjak kelas 4 SD, jamu ini bikinan orangtua dan kebetulan usaha ini dirintis kakek.Bahkan kakek tetap setia mencintai profesi sebagai penjual jamu, tiap hari di depan Gedung DPRD Jember."ucap Atha kepada Memo Pos.
Anak pertama pasangan suami-istri Junaidi dan Sinta Kusdiana setiap hari membawa enam macam jamu, seperti sinom, kunir, kencur, temulawak, kunci suruh dan sambiloto.Namun, ada pula jamu pesanan pelanggan.
"Awal jual jamu SD kelas lima, jamu itu dibeli guru dan murid.Sama sekali tidak malu, malah bangga bisa cari uang.Hal itu berlanjut hingga SMA, bahkan nanti ketika kuliah tetap menjalankan usaha jamu tradisional."imbuh dia.
Setiap hari pemuda kelahiran 28 Agustus 2006 itu membawa 40 botol jamu ukuran besar, serta 150 botol jamu ukuran kecil.Sebagai penjual jamu, penghasilan diperoleh bergantung cuaca.Praktis, di saat cuaca buruk pendapatan menurun.
"Tanggal tidak berpengaruh, meski tanggal tua tetap ramai.Sehari bisa memperoleh uang Rp.1.500.000 per hari, pernah sehari membawa pulang cuma Rp.400 ribu dikarenakan sepi pembeli karena hujan deras."terang Atha.
Mengingat Atha berjualan jamu di perempatan Jalan Bangka, serta untuk mudah mengingat maka jamu tersebut diberi nama Jamu Bangka.Nama tersebut bagi Atha membawa hoki alias keberuntungan, terbukti selalu ramai.
Bahkan anak kuliahan tidak sedikit mejadi pelanggan Atha, karena jamu tersebut dibikin tanpa bahan pengawet dan higienis.Zulfiana, seorang mahasiswa asal Blitar membenarkan hal itu."Jamu ini enak dan murah karena itu aku suka."tutur Zulfiana.
Menjelang akhir bulan Juni ini, hati Atha sedikit galau menunggu peruntungan nasib.Apakah ia akan diterima di Universitas Negeri Jember Fakultas Ilmu Komputer apa tidak?, namun dia optimis perjuangan dia selama ini berhasil.(*)
Reporter:Winardyasto HariKirono