Mahasiswa Berebut Naik Panggung Unjuk Kebolehan Olah Vokal Serta Joged Ketika Diberi Kesempatan Dalang
MEMOPOS.co.id,Jember - Ki Andi Feri Bisono dan Campur Sari Dewa Budaya Jember sempat berkecil hati ketika diminta pentas di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember, Jum'at malam 1 Nopember 2024.
Keraguan dalang asal Semboro itu bukan tanpa alasan, apalagi generasi milenial saat ini kurang tertarik terhadap kesenian tradisional seperti wayang kulit, sehingga dikawatirkan sepi penonton.
Diluar dugaan pertunjukan wayang kulit dalam rangka dies natalis ke 60 Universitas Jember itu dipadati penonton, sebagian besar adalah mahasiswa dan belum tentu paham alur cerita lakon Wahyu Ketentreman
Perpaduan antara kepandaian Ki Andik memainkan wayang kulit dan alunan rancak suara gamelan, serta suara merdu sinden, menjadikan penonton betah mengikuti gelaran wayang kulit hingga akhir.
Lebih menarik lagi adalah saat sesi goro-goro, Ki Andik menawarkan kesempatan kepada mahasiswa naik panggung untuk unjuk kebolehan melagukan gending Jawa sambil berjoged sambil mengikuti irama musik gamelan.
Sontak kesempatan itu tidak dilewatkan begitu saja oleh mahasiswa, tawaran dalang disambut antusias dan mereka berebut naik ke pentas.Tentu hal ini menjadikan Ki Andik kerepotan memilih, karena tidak semua bisa unjuk kebolehan.
"Semula saya mengira tontonan wayang kulit bakalan sepi, karena selama ini penonton wayang adalah orang dewasa.Tenyata di kampus FIB ini, mahasiswa senang melihat wayang tentu hal ini sangat menggembirakan." tutur Ki Andik.
Adalah Gifari Muhammad Gilang Ramadan, mahasiswa jurusan Sastra Inggris, semester 3, malam itu sungguh beruntung mendapat kesempatan paling awal berada di atas panggung berolah vokal didampingi sinden.
"Ketika dalang memberi kesempatan untuk tampil di hadapan penonton, aku ditunjuk Ki Andik maju ke pentas.Sempat grogi dan malu, karena dosen FIB ikut menonton."tegas Gifari kepada Memo Pos.
Pria berperawakan kurus dan berkaca mata itu menambahkan, ia suka tarik suara mulai dari TK dan berlanjut hingga di perguruan tinggi.Bahkan, seringkali ikut kejuaraan dangdut.
"Waktu itu aku membawakan lagu Lintang Asmoro, karena dibawakan duet atau berdua sesuai lagu tersebut, maka Pak Andik mempersilahkan aku memilih sinden sendiri."imbuh Gifari.
Sosok Gifari cukup unik, meskipun ia adalah generasi kekinian, justru menggemari lagu dangdut lawas.Rhoma Irama dan Rita Sugiarto, merupakan idola lelaki asal Glenmore, Banyuwangi.
"Ketertarikan pada artis lama, karena bapak ku hampir setiap hari di rumah memutar dangdut lama.Aku pun mengikuti hal itu, bagiku dangdut bukan musik kampungan dan enak dinikmati."terang dia.
Diakui oleh anak kedua pasangan suami istri Toha dan Gina, ia juga tidak merasa alergi sedikitpun dengan lagu dangdut Jawa atau lebih dikenal lagu ambyar dan kini sangat digemari oleh kalangan anak muda tanah air.
"Tidak ada guru khusus atau pembimbing, semua itu otodidak.Suka menyanyi sekedar hobi mengisi waktu luang dan aku tetap mengutamakan kuliah." pungkas Gifari dan pernah ikut pekan seni mahasiswa katagori lomba menyanyi dangdut.(*)
Reporter: Winardyasto HariKirono.