Ada Dugaan Proyek Swakelola Program P3TGAI Di Simbar Tampo Menjadi Ajang Korupsi

MEMOPOS.co.id Banyuwangi – Usaha Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang terus menjalankan program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) melalui skema Padat Karya Tunai (PKT). Proyek besar itu menelan Anggaran sebesar Rp 2,70 triliun yang dialokasikan untuk menjangkau 12.000 wilayah Provinsi Jawa Timur milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas tahun anggaran 2022 diharapkan memberikan dampak langsung bagi perekonomian dan pemberdayaan bagi masyarakat Jawa Timur tapi yang terjadi malah menjadi ajang korupsi.
Sangatlah eronis,ternyata dalam Pelaksanaan dilapangan, proyek P3-TGAI Rp 195 juta / titik yang tersebar dibeberapa kecamatan melaui HIPPA/P3A khususnya di Kabupaten Banyuwangi terbukti tidak dikerjakan dengan sebenarnya.Bahkan ada dugaan kuat proyek tersebut menjadi ajang korupsi oleh Oknum-Oknum yang tidak bertanggung jawab.
Hal tersebut terungkap, saat tim investigasi media ini meninjau langsung ke lokasi proyek P3-TGAI yang ada di Dusun Simbar dua,Desa Tampo,Kecamatan Cluring,Kabupaten Banyuwangi.Dalam tahap awal pekerjaan galian,pekerjaan pondasi pasangan tidak sesuai dengan bistek.
Warga sekitar lokasi menuding bahan yang digunakan tidak menggunakan full pasir tapi bercampur tanah lebo,bahkan tidak ada spesi di pekerjaanya juga tidak sesuai dengan juklak dan juknis yang ada. Mulai dari semen, batu kali dan pasir yang tidak sesuai,”Terang Bagong warga sekitar lokasi kepada Wartawan Media ini Senen,(10/7/2023)
Anehnya lagi,bangunan tampa tataan batu, dan saluran air langsung di plester.Dengan demikian kuat dugaan proyek P3 - TGAI di Dusun Simbar dua,Desa Tampo merupakan ajang korupsi.Anggaran disunat sehingga pekerjaan dikerjakan asal jadi.Pada item pekerjaan pasangan batu pondasi juga diduga tidak dilaksanakan.
"Yang paling memprihatinkan, kondisi bawah saluran langsung di plester tampa adanya tataan batu, diketahui saat proses pengerjaan, hal itu menyebabkan konstruksi saluran di duga tidak akan bertahan lama kemungkinan akan cepat mengalami kerusakan dan ambruk akibat tergerus air yang mengalir," Tambah Bagong biasa dipanggil.
Bagong sangat menyayangkan, anggaran Pemerintah pusat pada saat proses pengerjaannya disinyalir hanya sebatas jadi dan asal - asalan, hal itu perlu pengawasan ekstra keras dari bbws serta tpm agar tidak dikerjakan asal jadi.
Bangunan yang didanai dari anggaran Pemerintah pusat tetapi pekerjaannya sangat jelek.Yang terpenting pembangunan irigasi di wilayahnya ini bisa bermanfaatan untuk warga masyarakat tapi kalau seperti ini pengerjaannya kami pastikan tidak bermanfaat,"Tambahnya.
Sementara,Mastur selaku ketua Hippa Desa Tampo adanya proyek tersebut dirinya menjadi Korban oknom Kades.Pasalnya yang seharusnya proyek irigasi itu diperuntukan untuk kelompok tani dan tidak boleh pihak ketiga ikut campur,justru Kades Hasyim yang menangani langsung,"Ujar Mastur saat dikonfirmasi MEMOPOS Senen,(10/7/2023).
Ditambahkan lagi oleh Mastur saat dirinya diajak Kades ke Bank mengambil uang dirinya mengakui dan bertanda tangan,namun setelah pulang dari Bank uang tersebut diminta bapak Kades,"Pungkasnya.(Im)