Sungguh Miris Nasip Moses Naghas Erro Meninggal Akibat Tertembus Peluru

MEMOPOS.com,Mirauke - Nasip naas dialami Moses Naghas Erro warga Kepi, Kabupaten Mappi, Papua Selatan harus menghembuskan nafas terakhir karena tertembak peluru dari aparat paska kerusuhan di Kepi.
Sempat tersiar kabar bahwa korban meninggal dunia akibat minuman keras (Minol),kabar tersebut tentu dibantah oleh pihak keluarga.
Berita sebelumnya, Polda Papua menyatakan rusuh di Mappi dipicu perselisihan dua kelompok warga yang dalam pengaruh minuman beralkohol (minol) pada 14 Desember 2022.
Kabar dan Pernyataan itu disampaikan Perwira dari Polda Provinsi Papua Selatan, Kombes Erick K. Sully.
Namun sebaliknya kabar dari Tokoh pemuda dan aktifis Suku Wiyagar Kabupaten Merauke, Papua Selatan yang sekaligus perwakilan keluarga korban, Rovin Sirmi menjelaskan kepada MEMOPOS peristiwa itu berawal ketika seorang warga bernama Mohan Bapaimu memalak salah seorang remaja bernama Martinus Base pada Rabu siang, 14 Desember 2022.
Dan selanjutnya Insiden itu terjadi di depan SMK Negeri 1 Obah, Kabupaten Mappi. Korban saat ke pasar hendak membeli ikan. Dalam perjalanan korban dipalak terduga pelaku yang diduga dalam pengaruh minol.
Namun korban tidak menuruti permintaan terduga pelaku, karena ia tak punya uang. Ia hanya disuruh membeli ikan.
Sempat terjadi perdebatan sengit, hingga terduga pelaku kemudian melukai korban dengan benda tajam. Terduga pelaku kemudian lari ke Polres Mappi mencari perlindungan.
“Masyarakat, basis suku dan keluarga dari korban Martinus Base yang tidak terima perbuatan pelaku mendatangi Polres. Meminta polisi mengeluarkan pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun polisi tidak mungkin bisa menuruti permintaan keluarga korban,” kata Rovin Sirmi melalui panggilan teleponnya pada Sabtu malam, 17 Desember 2022.
Rovin juga menegaskan,peristiwa yang sebenarnya sudah banyak dipolitisir bahkan apolisi menenangkan keluarga korban dan meminta mereka pulang. Namun dalam perjalanan pulang, ada seseorang yang memvideokan keluarga korban yang hendak pulang. Mereka pun tidak terima dan marah.
“Di situlah situasi mulai memanas. Amukkan masyarakat semakin besar sampai pukul 17:40 WIT, membuat aparat gabungan TNI/polri yang sedang siaga, langsung mengeluarkan tembakan peringatan ke atas. Mendengar bunyi tembakan, masyarakat langsung lari berhamburan menuju bunyi tembakan,” ucap Rovin sang aktifis suku Wiyagar tersebut.
Lebih lanjut Rovin nenjelaskan, karena keluarga korban emosi terhadap terduga pelaku, mereka spontan merusak mobil polisi, dan satu anggota polisi terkena sabetan benda tajam.
“Akibat tragedi itu,antara masyarakat dan aparat tetap saling baku jaga (berhadapan), hingga aparat keamanan memaksa membubarkan paksa dengan tembakan menuju langsung ke arah tubuh masyarakat,” tandasnya.
Rovin Sirmi mengatakan, rentetan tembakan dari pengamanan tidak terkontrol, dan mengenai beberapa warga di lokasi. Akibatnya, 10 warga tertembak.
“Sembilan orang korban tertembak langsung dan satu orang ditembak secara sembunyi saat mengamankan korban yang sudah teridentifikasi. Memang dalam kejadian itu, ada juga anggota polisi yang terluka,” jelasnya.
Rovin Sirmi mengatakan, delapan korban luka tertembak masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Mappi. Dua korban lainnya bernama Soni Pasim dan Yohanes Sedap dirawat terpisah di puskesmas setempat.
Akan tetapi seorang korban tertembak bernama Moses Erro telah meninggal dunia pada Sabtu, 17 Desember. Pihak keluarga korban pun meminta pelaku penembakan dapat dihukum sesuai aturan yang berlaku.
“Jadi kami keluarga perlu meluruskan pemberitaan yang terkesan hoax itu secepatnya diluruskan.Hingga eronisnya adik-adik saya yang harus menjadi korban pembacokan dan korban tertembak tidak mabuk,” papar Rovin Sirmi.
Rovin Sirmi menyebut, korban tertembak dalam kejadian itu, yakni Basil Boy (27 tahun, tertembak di kaki kanan), Ferdi Boy (15 tahun, tertembak di bagian belakang tembus dada), Roni Kamagai (11 tahun, siswa SD tertembak di paha kanan).
Soni Pasim (17 tahun, siswa SMA tertembak di paha. Diduga sempat dipukul di kepala oleh polisi dengan pelor senjata sebanyak empat kali, dan diborgol di atas tempat tidur rumah sakit saat menjalani perawatan).
Salah satu korban tertembak saat rusuh di Kepi, Kabupaten Mappi saat ini sedang menjalani perawatan dengan tangan diborgol
Korban lain, yakni Sabinus Sedap (18 tahun, siswa SMA tertembak di tangan kanan dan paha kiri), Martinus Kamagai (18 tahun, siswa SMA tertembak di paha kiri), Moses Erro (35 tahun/meninggal dunia, tertembak di lutut dan paha).
Willem Jeji Somagai (20 tahun, tertembak di paha kiri), Otniel Samogai (24 tahun, tertembak di telapak tangan), Yohanes Sedap (19 tahun, tertembak di paha dan pantat sebelah kanan. Tangan diborgol di tempat tidur sambil menjalani perawatan.
Rovin Sirmi juga meminta atas tragedi dan peristiwa di Mappi ini Panglima TNI/Kapolri dan pihak terkait HAM secepatnya turun tangan,agar persoalan naas di Papua ini segera diselesaikan dan kami mohon pelaku serta dalangnya segera diusut tuntas,"pungkas Rovin Sirmi.(Redaksi)



