Sungguh Memprihatinkan Di Banyuwangi Ada Siswa - Siswi Sekolah Lewat Sungai
MEMOPOS.com,Banyuwangi - Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman (Dinas PU-CKPP) Banyuwangi, Jawa Timur melakukan peninjauan soal usulan pembangunan jembatan penghubung antara Desa Gombolirang dan Macan Putih, Kecamatan Kabat.
"Iya sudah dilakukan peninjauan pada Senin (23/8/2021) kemarin," kata Kabid DPU CKPP Banyuwangi, Ebta Adharisandi kepada wartawan, Kamis (26/8/2021).
Peninjauan tersebut setelah viral pemberitaan Sugihartono (13) dan Nur Halimah (8), murid MI Nurul Huda II Desa Macan Putih, berangkat sekolah dengan berjalan kaki melewati perbukitan dan menyebrangi sungai tanpa jembatan.
Menurut Ebta, saat ini Dinas PU CKPP masih mengkaji karena ada poin penting yang nantinya menjadi tolak ukur dalam pembangunan akses jalan dan jembatan di wilayah tersebut.
"Dan tanah sekitar harus bebas, tidak ada masalah dengan warga," ucap Ebta.
Sebelumnya anggota DPRD Banyuwangi Fraksi Golkar, Marifatul Kamila melakukan peninjauan di lokasi yang dilewati oleh dua murid MI Nurul Huda II, Dusun Sumberan, Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat.
Rifa menyampaikan, dengan melihat medan yang ada memang sangat perlu dibangun akses jalan dan jembatan penghubung antar dusun. Yakni antara Dusun Sempu, Desa Gombolirang dan Dusun Sumberan, Desa Macan Putih.
Menurutnya, selain bermanfaat untuk kemudahan akses bagi anak-anak yang sekolah diseberang sungai, juga dapat membuka akses perekonomian masyarakat setempat.
"Kami berharap mudah-mudahan pembangunan jembatan bisa segera terlaksana. Karena bukan hanya akses untuk anak sekolah, tetapi perekonomian masyarakat juga akan meningkat," paparnya.
Pihaknya berkomitmen akan memperjuangkan masyarakat disana. Dia menargetkan, pembangunan jembatan di wilayah setempat sudah bisa dianggarkan tahun ini.
"Target kami di perubahan anggaran tahun ini, karena ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. Berapapun anggarannya, harus dilaksanakan. Saya yakin Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mampu melaksanakan ini," tegasnya.
Usulan tentang pembangunan jembatan penghubung tersebut berawal dari kisah Sugihartono dan Nur Halimah, asal Dusun Sempu, Desa Gombolirang yang harus ekstra keras jalan kaki bersekolah dengan naik turun perbukitan dan menyebrangi derasnya air sungai.
Sugihartono kini duduk di kelas 6, sedangkan adiknya Nur Halimah masih duduk di kelas 3 di MI Nurul Huda II, Dusun Sumberan, Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat. Keduanya harus melewati jalur berbahaya itu karena jaraknya paling dekat. Sementara jika harus memutar melewati jalur lain, jaraknya lumayan jauh dan jalannya tidak semulus di wilayah perkotaan. Mau tidak mau, mereka harus lewat jalur mencekam itu. (Im)
