Cara Lulut Sasmito Hindari Musik Keroncong Punah Ajak Dosen Hingga Mahasiswa Bentuk Grub
Sebagai seniman keroncong, Lulut Sasmito sukses membentuk grub keroncong di lingkungan kampus.Kini mahasiswa pun mulai suka keroncong, itu berarti regenerasi berjalanMEMOPOS.co.id,Jember - Lantunan suara Lulut Sasmito, S.Kep, N.s, M.Kes, saat membawakan lagu beriramakan keroncong membuat orang berdecak kagum, suara lelaki tersebut benar-benar enak didengar.
Bahkan orang mengira, kalau Lulut itu memiliki bakat luarbiasa di bidang tarik suara terutama musik keroncong.Kepada Memo Pos, ia mengaku mengawali dari nol.
Dosen mata kuliah metode riset dan mata kuliah Biostatiska di Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Kampus 1Jember, kini sangat mencintai musik itu dan sulit dipisahkan dari hidupnya.
"Dulu bapak penghobi musik keroncong, karena seringkali mendengarkan suara bapak setiap hari, menjadikan musik itu akrab terdengar di telinga saya dan ingin seperti bapak."ucap Lulut.
Pria kelahiran Jember 9 Mei 1969 itu pun tidak bisa menghindar dari musik keroncong, Lulut mulai ada ketertarikan belajar keroncong dan itu ia buktikan bertahun-tahun.
Lulut lalu mencari teman sesama penghobi keroncong, keinginan itu ia temukan di STIKES dr.Soebandi di tahun 2016, kini berganti nama menjadi Universitas dr.Soebandi (UDS) Jember.
Keinginan Lulut pun tercapai, di tahun 2016 lalu Lulut berhasil membentuk komunitas atau grub keroncong dan diberi nama Orkes Keroncong (OK) UDS dan bertahan hingga kini.
"Personil Keroncong UDS lengkap, mulai dari dosen, pegawai hingga mahasiswa.Alat pun komplit, latihan rutin di kampus ini."imbuh suami Bd.Aulia Darma Susanti,SST,MM.
Bahkan Ketua Umum Yayasan UDS Jember itu menuturkan, musik keroncong perlu dilestarikan.Untuk itu tidaklah salah jika dikenalkan kepada mahasiswa, ternyata mereka sangat antusias.
"Mahasiswa semula tidak tahu musik keroncong, kini mulai bisa menikmati alunan musik tersebut.Tentu ini sangat menggembirakan, karena harus ada regenerasi."jelas Lulut.
Kini nama grub musik keroncong UDS mulai dikenal luas hingga ke luar negeri, karena lebih dari satu kali tampil di RRI dan disiarkan langsung melalui internet di kanal instagram (IG).
Reporter:Winardyasto HariKirono