Pasar Murah Paslon 01 Jadi Incaran Warga Berebut Sembako Cukup Pakai KTP
Sembako sangat dibutuhkan orang, tak heran bila beras dan minyak goreng (migor) selalu jadi incaran saat diadakan pasar murah
MEMOPOS.co.id,Jember - Ketika warga kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan pokok (sembako) dikarenakan harga terus merangkak naik, Paslon 01 turun ke warga mengadakan pasar murah di berbagai kecamatan di Jember.
Pasar murah tersebut menjual dua macam kebutuhan pokok dan paling dibutuhkan, tak lain adalah beras dan minyak goreng (migor).Warga tempat pasar murah berlangsung, tidak ingin melewatkan kesempatan itu.
Pantauan Memo Pos, di Kecamatan Pakusari, pasar murah gelaran terakhir, Sabtu (23/11-2024) mulai pukul.13.00 hingga 15.00 WIB, beras dan migor tak tersisa diserbu warga sekitar kecamatan tersebut.
Bahkan warga Pakusari terus berdatangan di lokasi pasar murah bertempat di Perumahan Puri Dharmawangsa.Animo warga tak terbendung, meski panitia telah menambah jam buka pasar murah 30 menit.
Hal itu dibenarkan oleh Bu Hori alias Miskani, penjual rujak di depan perumahan tersebut.Menurut perempuan itu, kendati panitia telah menutup aktifitas pasar murah itu karena stok barang habus, ada saja warga ingin membeli migor.
"Terima kasih Pak Hendy karena wong cilik bisa beli beras dan migor dengan harga sangat murah, terbukti warga Pakusari berebut membeli sembako.Semoga Paslon 01 bisa menang, jadi bupati lagi."kata Miskani.
Sementara itu, Busro Abadin, salah seorang panitia sekaligus bertugas mengawal pasar murah Paslon 01, menegaskan kondisi pasar murah di Mayang, Silo dan Rambipuji, kondisi pasar murah sama seperti di Pakusari.
"Asal bisa menunjukan KTP langsung diperbolehkan membeli beras dan migor namun jumlah pembelian dibatasi agar orang lain kebagian dan ikut merasakan manfaat kegiatan pasar murah ini."ucap Busro.
Menurut Busro, beras ukuran 2, 5 Kg rata-rata terjual 150 kantong plastik dan tiap plastik dihargai Rp.10.000, serta migor kemasan plastik ukuran 1 liter cuma dijual Rp.10.000 dan perhari bisa laku terjual 600 kantong tanpa tersisa satu pun.(*)
Reporter:Winardyasto HariKirono