Kopi Sumberjambe Sulit Jadi Komoditi Andalan Tanpa Dukungan Investor

Aktifitas petani kopi Desa Rowosari, Kecamatan Sumberjambe sedang menjemur kopi hasil panenan

MEMOPOS.co.id,Jember - Meski berhawa dingin karena terletak di kaki Gunung Raung, menjadikan tanaman perkebunan seperti kopi tumbuh subur di Kecamatan Sumberjambe.

Tercatat ada beberapa desa di kecamatan berjarak sekitar 33 Km dari pusat kota Jember, ditanami kopi.Bahkan setiap tahun, warga bisa merasakan hasil dari tanaman itu.

Menurut Umar Faroek, SP, Camat Sumberjambe kepada Memo Pos saat ditemui mengatakan, tanaman kopi Robusta lebih mendominasi di kecamatan tersebut.

"Selama ini kopi jenis Robusta lebih cocok ditanam oleh petani di  Kecamatan Sumberjambe, mengingat kecamatan ini terletak di dataran tinggi." ucap Faroek.

Mantan Camat Kalisat itu menambahkan, para petani kopi pernah mencoba menanam kopi jenis Arabica namun bernasib tidak sebagus jenis kopi Robusta.

"Semua desa di Sumberjambe memiliki tanaman kopi, paling luas berada di Desa Rowosari, Jambe Arum, Gunung Malang dan Pringgodani." jelas pria itu.

Faroek memaparkan, total luas tanaman kopi di Kecamatan Sumberjambe total sekitar 284 Ha.Tanaman itu ada di lahan petani, serta di lahan milik perhutani.

Lahan perhutani mencapai 40 hingga 50 persen dari total luasan lahan tanaman kopi, dikelola oleh petani dengan cara bagi hasil sehingga petani ikut diuntungkan.

Hingga saat ini di Kecamatan Sumberjambe terdapat 408 petani kopi, terbesar ada di Desa Rowosari tercatat 148  petani kopi dan mereka terdiri beragam usia.

Perlu diketahui, hingga bulan Juni 2024 total produksi kopi di di Kecamatan ini menunjukan angka cukup menggembirakan tembus 556,2 kwintal.

"Saat ini musim panen kopi di Kecamatan Sumberjambe terus berlanjut, mulai bulan Mei hingga Agustus nanti berupa biji kopi kering (QC)." tutur Faroek.

Harga jual petani selama tiga tahun terakhir ini mengalami lonjakan, tak heran bila petani di Kecamatan Sumberjambe beralih menanam kopi karena  menguntungkan.

Tahun 2022 harga kopi QC kisaran Rp.21.000 hingga Rp.29.000 per Kg.Di tahun 2023, naik menjadi Rp.35.000-Rp.41.000 dan harga kembali naik di tahun 2024.

Tahun ini memasuki bulan Juni lalu, harga kopi QC mencapai harga Rp.70.000-Rp.78.000 per Kg.Praktis kesejahteraan petani kopi ikut terdongkrak.

Selama ini kopi tersebut jadi incaran para pengepul di kecamatan tetangga, seperti Kecamatan Ledokombo, Silo bahkan dari Kalibaru sekalipun.

Sebagian besar, kopi dipetik oleh petani kopi setempat sebelum berwarna merah.Mereka beralasan, untuk menghindari penjarahan kopi dan itu sangat meresahkan mereka.

Akibat kopi terpaksa dipetik sebelum musim panen tiba, jelas sangat berpengaruh terhadap cita rasa kopi asal kecamatan paling utara Kabupaten Jember itu.

Faroek sebagai Camat Sumberjambe berharap ada investor masuk di kecamatan itu, sehingga kopi Sumberjambe lebih dikenal luas lagi dan bisa jadi komiditi ekspor.(*)


Reporter:Winardyasto HariKirono.

Related

Headline 3122901637092644691

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Hot in week

Recent

Comments

SELAMAT HARI JADI KABUPATEN BLORA 1749 h 11 DESEMBER 2024 11 DESEMBER

Side Ads

Text Widget

Connect Us

item