Akibat Perbaikan Dermaga,Jalur Banyuwangi – Situbondo Macet Panjang Selama 5 Hari

MEMOPOS.co.id Banyuwangi – Selama lima hari belakang, ruas Jalan Raya Banyuwangi – Situbondo macet panjang. Tak lain gara-gara tersendatnya aktivitas di Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk akibat adanya perbaikan sebuah Dermaga Ponton.
Selain proyek dermaga ini, kemacetan panjang kendaraan dipicu lonjakan kendaraan ketika libur Idul Adha dan libur panjang sekolah.
“Dikarenakan adanya perbaikan dermaga, sehingga kapal yang ada di dermaga kita alihkan dengan jumlah yang terbatas,” terang Koordinator Satuan Pelayanan Pelabuhan Penyebrangan Ketapang BPTD Wialyah XI, Rocky Surentu, Kamis (6/7/2023).
Sejumlah langkah sudah dilakukan untuk mengurai kemacetan ini. Salah satunya, dari 48 kapal yang ada di Ketapang-Gilimanuk, pihaknya mengoperasikan sebanyak 33 unit kapal. Lebih banyak dari hari biasa yang hanya 27 kapal.
“Bertambahnya kapal ini disebar di tiga dermaga mobile bridge (MB), dari lima unit menjadi enam unit per dermaga. Lalu, di dermaga LCM dari 12 unit ditambah menjadi 15 kapal,”Paparnya.
“Penambahan jumlah kapal ini memicu waktu tempuh penyeberangan menjadi lebih lama. Sebab, proses sandar kapal makin lama akibat berkurangnya dermaga,”Tambahnya.
Akibat berkurangnya dermaga, waktu tempuh penyeberangan hingga bersandar membutuhkan waktu lebih dari satu jam. Biasanya, hanya sekitar satu jam.
“Selain antrean panjang, pembangunan dermaga di Gilimanuk juga memicu berkurangnya trip harian kapal. Sejak dilakukan pembangunan dermaga, jumlah trip harian hanya mencapai 216. Dalam kondisi normal bisa mencapai 224 trip,” Urai Rocky Surentu.
Dampak kemacetan panjang yang terjadi sejak hari Minggu (2/7/2023), selain dikeluhkan oleh pengguna Jalan Raya dan warga sekitar, juga mendapat tanggapan dari berbagai kalangan masyarakat.
Salah satunya dari ketua umum Aliansi Timur Raya (ATR) Sekretaris nya M Arif Wijaya. Menurutnya pemerintah daerah harus segera memikirkan solusi kemacetan yang terjadi di Jalan Raya di wilayah Ketapang.
“Kami meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan pihak-pihak terkait untuk melakukan langkah – langkah terobosan yang strategis guna mencegah terjadinya tradisi kemacetan di momen – momen tertentu yang pasti terjadi,”Jelas Arif Wijaya.
Karena bagaimanapun, menurutnya, kemacetan kendaraan selain berdampak pada pengguna Jalan Raya juga berdampak kepada warga sekitar. Terlebih baru-baru ini memang ada isu rencananya akan ada pembangunan jembatan penghubung Banyuwangi-Bali.
“Kami sebagai masyarakat untuk pembangunan jembatan penghubung itu sifatnya bisa jangka panjang, yang kita butuhkan sekarang adalah solusi strategis dari Pemda,”Tutur Arif.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, seharusnya pihak ASDP ketapang maupun Pemda Banyuwangi dan pihak-pihak terkait berkomunikasi dengan pihak BUMN agar Pelabuhan penyebrangan Tanjung Wangi dibuka untuk dioperasikan di saat darurat.
“Dengan begitu, pastinya dapat sedikit membantu mencegah terjadinya kemacetan panjang. Sehingga untuk kendaraan tidak tertahan terlalu lama terutama kendaraan muat logistik agar segera sampai di tujuannya,”Pungkasnya.(Im)