Wakil Ketua DPRD Blora Siswanto, Dukung Seminar Migas LCKI, Optimalkan Pengelolaan Sumber Daya Lokal

MEMOPOS.co.id, Blora - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blora, Siswanto, memberikan apresiasi tinggi kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) atas penyelenggaraan seminar yang mengangkat tema sektor Minyak dan Gas Bumi (Migas). la menilai inisiatif ini sebagai langkah kreatif dan kontributif bagi pembangunan di Blora.

"Ini ide yang kreatif dari LCKI. Lembaga swadaya masyarakat dan media harus berkontribusi bersama-sama untuk pembangunan Blora. Tema yang dipilih, yaitu migas, sangat sesuai dengan konteks kekinian dan kebutuhan masyarakat," ujar Siswanto, Kamis (16/10/2025)

Menurutnya, seminar semacam ini penting untuk memberikan pemahaman yang komprehensif dan utuh tentang industri migas, yang selama ini mungkin hanya dikenal masyarakat dari sisi praktik pengeboran sumur dan penjualan ke Pertamina.

"Dengan seminar, kita bisa memotret migas dari sisi teknokratis, hukum, dan praktik. Kita akan pahami legalitas, aturan, termasuk pelaku usaha yang diizinkan berdasarkan Peraturan Menteri ESDM, seperti Koperasi, UMKM, dan BUMD Blora Patra Energi," jelasnya.

Siswanto juga menekankan pentingnya  aspek keselamatan kerja dan keseimbangan alam dalam pengelolaan migas. la menegaskan bahwa segala aktivitas, termasuk bisnis dan ekonomi, pada hakikatnya harus untuk pembangunan manusia, bukan mencelakakannya.

Lebih lanjut, Siswanto mendorong optimalisasi potensi migas Blora, khususnya sumur rakyat, untuk mendongkrak perekonomian daerah. Data yang ia sampaikan menunjukkan bahwa sektor migas menjadi penopang utama kedua bagi PDRB Blora setelah pertanian, disusul industri kecil dan menengah (UMKM).

"Dengan adanya sumur tua, sekitar 2.000 orang Blora bekerja. Jika satu rumah rata-rata empat orang, berarti ada 8.000 orang yang ekonominya terbantu. Jika ada 1.000 pekerja, maka 4.000 orang tercukupi kebutuhannya," paparnya.

Oleh karena itu, ia mendesak agar proses verifikasi dan perizinan bagi sumur-sumur rakyat yang belum berizin segera diselesaikan. Tujuannya agar sumur tersebut dapat berproduksi secara legal, menyerap lebih banyak tenaga kerja, dan memberikan kepastian serta keamanan.

"Sumur-sumur masyarakat di wilayah seperti Ngawen, Kunduran, dan lainnya harus kita dorong agar bisa berproduksi. Ini akan mengangkat perekonomian Blora dan sekaligus membantu target lifting migas nasional," tambahnya.

Melalui langkah-langkah strategis ini, diharapkan pengelolaan migas di Blora dapat berjalan secara aman, nyaman, dan memberikan keuntungan (cuan) bagi seluruh pihak, mulai dari masyarakat, pekerja, hingga pelaku usaha, tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan dan keselamatan.

(Ardy)