Sarjana Gila Awali Jualan Pakai Gerobak Kini Jadi Bos Nasi Goreng


MEMOPOS.co,id,Jember - Perjalanan hidup seseorang bisa dijadikan kisah inspiratif bagi orang lain, karena tidak sedikit orang sukses memulai usaha dari nol hingga berhasil.
Hal itu pula dirasakan Moehamad Niamul Khoiri, bahkan bagi sebagian besar orang malah menganggap pria kelahiran 10 Januari 2009 tersebut gila.
Khoiri sapaan pria tersebut, berani mengambil keputusan tak lazim.Lulusan sarjana itu, malahan sama sekali tidak tertarik bekerja di kantoran.
Apalagi Khoiri sendiri merupakan lulusan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember Fakultas Hukum Ekonomi Syariah.
"Aku kuliah di UIN KHAS Jember dari tahun 2018-2022, wajar dituding gila karena sarjana mau jualan nasi goreng dan saat itu pakai gerobak."ungkap Khoiri.
Bapak satu anak dan suami dari Alisa Sahlatul Karim, mengaku tidak marah dikatakan gila.Bahkan hal itu ia jadikan merek dagang, nasi goreng sarjana gila.
"Biar orang bilang apa terserah saja, malah hal itu membawa keberuntungan bagiku.Ketika kuliah semester 7 pernah buka kafe, tapi gagal dua kali."tegas Khoiri.
Kegagalan bukan menjadikan Khoiri patah semangat, bahkan ia kembali bangkit dari keterpurukan.Di tahun 2024, ia memulai membuka butik.
Itupun tidak berlangsung lama, di tahun 2024, Khoiri lantas banting setir berjualan nasi goreng di Jalan Udang Windu, Kelurahan Sempusari, Jember.
"Tiap malam jualan nasi goreng pakai gerobak di pinggir jalan, dari pukul 17.00-0.2.00 dini hari dan berlangsung tiga bulan dan dibantu teman."ucap Khoiri.
Dikatakan oleh lelaki kelahiran Desa Treblasala, Kecamatan Glenmoore, Kabupaten Banyuwangi, diluar dugaan usaha dia menampakan kemajuan luarbiasa.
Ketika bisnis milik Khoiri semakin menggurita, ia lantas mengajak kawan seperjuangan di kampus saat kuliah dulu, untuk membuka usaha bisnis nasi goreng.
Tawaran Khoiri itu disambut antusias oleh mereka.Apalagi kini sektor perekonomian terus membaik, setelah diterpa pandemi Covid -19 berlangsung sekitar tiga tahun.
Dalam waktu singkat, kini ada 10 cabang tersebar di Jember, seperti di Gebang, Patrang, Sabtuan, Kalisat Argopuro, Mangli, Jenggawah dan Tawangalun.
"Kenapa pilih jualan nasi goreng?, karena proses pembuatan tidak rumit dan semua orang suka.Nasi goreng sarjana gila tampil beda, ada rasa kebuli."tutur dia.
Agar rasa nasi goreng sama, maka semua cabang menggunakan bumbu buatan istri Khoiri.Khoiri juga mampu menangkap peluang pasar, tidak saja nasi goreng.
Sekedar diketahui, di setiap warung nasi goreng sarjana gila terdapat 10 macam jenis nasi goreng.Pembeli pun bisa mengatur tingkat atau level rasa pedas menu makanan.
Ada level PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan sarjana.Tidak pedas level PAUD, SD masuk level 2, level 3 SMP,.Level 4 SMA dan level 5 sarjana katagori super pedas.
Kini di cabang pusat dan merupakan induk nasi goreng sarjana gila, ada pula ikan laut bakar seperti kakap dan kerapu di datangkan dari Besuki (Situbondo)
Salah seorang pengunjung warung tersebut, Wayan asal Sempolan, Kecamatan Silo, Jember, mengaku merasa dibikin penasaran karena nama warung itu unik.
"Rasa nasi goreng sarjana gila memang enak dan murah sekali, kesini tidak cuma makan juga sekaligus melepas kangen.Lama tidak ketemu dia, terakhir saat wisuda." terang wayan.
Ia berjanji di lain kesempatan akan bertandang ke nasi goreng sarjana gila, sambil mengajak keluarga dan kerabat sekaligus jalan-jalan ke pusat perbelanjaan.(*)
Reporter:Winardyasto HariKirono.