Setiap Kali Selesai Mancal Selalu Diakhiri Anjangsana
MEMOPOS.co.id,Jember - Komunitas pecinta sepeda tua kini bertebaran di Kabupaten Jember, bahkan tidak saja di kawasan perkotaan namun hingga di kecamatan pinggiran.
Seperti di Kecamatan Ambulu, penghobi sepeda kuno itu sepakat membentuk wadah berupa komunitas.Seperti antara lain BIMA, salah-satu klub ontelis di Ambulu.
BIMA itu kepanjangan dari Bahagia Itu Milik Anda, awal berdiri tanggal 13 Januari 2024 dan kala itu baru beranggotakan 3 orang.Kini, anggota klub terus bertambah.
Hal itu dibenarkan oleh Joni Suroso, anggota komunitas BIMA, merangkap sebagai bendahara kepada Memo Pos.Sebagian besar, anggota klub ini berusia lanjut.
"Kini BIMA dalam kurun waktu delapan bulan beranggotakan lebih 30 orang, meski mereka ini tua-tua namun tetap bersemangat gowes bareng."ucap Joni.
Dikatakan oleh Joni, Onthelis BIMA menjadwalkan gowes bareng seminggu sekali setiap hari Sabtu dan selalu berganti rute bergantung kesepakatan anggota.
"Saat ngontel juga pelan-pelan karena fisik anggota tidak muda lagi, rute pun tidak terlampau jauh.Setiap selesai acara, selalu diakhiri anjangsana."imbuh dia.
Hal senada diutarakan oleh Didik.Saptono, anggota lain komunitas tersebut.Pertemuan anjangsana itu, diadakan di rumah anggota.
"Tempat anjangsana dilakukan bergilir, semua anggota akan ketempatan.Selain makan bersama, ada pula diskusi kecil dan diakhiri karaokean."tegas Didik.
Pria itu menceritakan, setiap anggota dikenakan iuran sebesar Rp.10.000 untuk keperluan membeli makanan dan minuman ringan (mamiri).
"Awal mula iuran mamiri ini Rp.5.000, semua anggota sepakat naik menjadi Rp.10.000 karena sekarang harga mamiri naik.Ada pula uang kas, per orang Rp.5000."terang Didik.
Agar memudahkan komunikasi sesama anggota, sengaja mereka membuat WA grub dan facebook.(FB).Semua foto aktifitas ditampilkan, seperti saat mancal ke Kota Blater.
Perlu diketahui klub ngontel BIMA ini telah resmi menjadi anggota Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Kabupaten Jember, tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka.(*)
Reporter:Winardyasto HariKirono