Warung Kopi Pak Blangkon Jadi Tongkrongan Seniman Jember Kumpul Sambil Berdiskusi
MEMOPOS.co.id,Jember - Blangkon hampir tak bisa dipisahkan dari diri Sugianto, bahkan itu sudah menjadi ciri khas dia.Dari kebiasaan memakai blangkon, lantas usaha milik lelaki itu berupa warung kopi dinamai Pak Blangkon.
Letak warung kopi Pak Blangkon itu tidak jauh dari Jalan Gajahmada, sekitar 50 meter pertigaan arah RS.Bina Sehat Jember.Meski sederhana, warung itu tiap hari ramai pembeli.
Anto sapaan akrab Sugianto kepada Memo Pos menceritakan, warung kopi Pak Blangkon itu pertama berdiri tahun 2020, dulu tidak seramai kini dan dari awal buka menjual racikan kopi herbal.
"Kopi herbal itu dibikin dari rempah-rempah sehingga di badan terasa hangat alias anget, karena itu aku namai kopi senget (seneng anget)."ucap Sugianto, suami Sumiati.
Kendati cuma menempati bangunan lapak pedagang pasar tradisional, namun warung kopi itu terasa istimewa bukan karena menu atau minuman ditawarkan.
Dari pengakuan Sugianto, warung kopi dilengkapi fasilitas internet itu menjadi tempat tongkrongan seniman Jember, sambil minum kopi dan berdiskusi.
Bahkan, Bambang Rudianto, kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jember, pernah singgah di warung Kopi Pak Blangkon.
"Sambil menikmati suasana malam dan minum kopi herbal, tentu enak sekali apalagi bisa bertemu seniman Jember dilanjutkan berdiskusi."terang Rudianto.
Keberadaan warung kopi Pak Blangkon itu bisa jadi bagian dari wisata kuliner Jember, karena ada saja orang suka memilih warung kopi tradisional sebagai tempat ngobrol.
Apalagi di warung kopi Pak Blangkon setiap pengunjung bisa berkaraoke, karena Sugianto telah memfasilitasi tempat usaha dengan pengeras suara.
Keseharian, selain berjualan kopi, Sugianto juga memiliki profesi sebagai dalang manten atau pembawa acara pernikahan adat Jawa dan itu telah dilakoni bertahun-tahun.
Ia juga pintar melantunkan lagu, baik tembang Jawa atau lagu dangdut.Lelaki itu berkaraoke saat berada di warung.Pengeras suara di warung itu terkesan sederhana, namun cukup menggelegar.(*)
Reporter:Winardyasto HariaKirono