Pecinta Seni Bentuk Komunitas Tak Saja Beranggotakan Seniman Asal Jember


MEMOPOS.co.id,Jember - Memiliki keinginan kuat untuk melestarikan kesenian tradisional, para pecinta seni di Kabupaten Jember sepakat untuk membentuk komunitas.
Mereka sepakat menamakan komunitas itu Kompeni (Komunitas Pecinta Seni), kendati baru satu bulan dibentuk namun Kompeni telah beranggotakan enam puluh orang.
Dikatakan oleh Junawan Prabowo, ketua komunitas tersebut, wadah para pecinta seni itu ada diawali dari keinginan orangtua dalang cilik saat mendampingi sang anak mendalang di berbagai tempat.
"Mereka para orangtua dalang cilik itu berkeinginan untuk memiliki organisasi, hal itu untuk lebih memperat tali silahturahmi diantara mereka." tutur Junawan, berprofesi sebagai dalang kepada Memo Pos.
Pria beralamatkan di Dusun Kepel, Desa Ampel, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember itu menambahkan, selain kumpul-kumpul, ada kegiatan lain dilakukan Kompeni seperti diskusi dan pengajian.
"Kita selalu kalau lagi kumpul ada saja hal dlakukan, untuk kumpul tidak ada agenda khusus.Lebih sering dadakan, berpindah-pindah tempat."imbuh dalang berjuluk ceplas-ceplos itu.
Meski Kompeni terbentuk di Kabupaten Jember, namun komunitas itu tetap membuka diri bagi pecinta seni dari kabupaten lain untuk ikut bergabung dan berjuang mempertahankan kesenian tradisional.
" Silahkan siapapun pecinta seni dan dimanapun berada untuk masuk dalam komunitas ini, tidak saja pecinta seni pedalangan saja namun seni apapun."ucap Junawan bersemangat.
Secara pribadi, Junawan mengaku merasa gembira, karena proses regenerasi dalang di Kabupaten Jember boleh dikatakan berhasil.
Terbukti saat ini bermunculan dalang cilik, mereka berstatus anak sekolah dan memiliki kemampuan mendalang.Jelas, hal ini sangat membanggakan sekali.
Sementara itu, Didik Saptono, warga Dèsa Tegalsari, Kecamatan Ambulu sangat mendukung komunitas pecinta seni tersebut, karena ikut memberikan andil pelestarian kesenian tradisional.
"Kesenian tradisional seperti wayang kulit sebagai aset budaya bangsa harus dilestarikan, jangan sampai kesenian itu hilang, akibat kalah bersaing dengan kesenian modern." tandas Didik.(*)
Reporter:Winardyasto HariKirono